Ada satu parameter penting yang terkait dengan gas mudah  terbakar (flammable  gas). Parameter tersebut adalah LEL atau Lower  Explosive Limit. 
Apa sebenarnya LEL itu? LEL dapat didefiniskan sebagai konsentrasi  terendah gas mudah terbakar di dalam udara, dimana pada konsentrasi  tersebut gas masih bisa terbakar apabila terdapat sumber api.
Sedangkan UEL atau Upper Explosive Limit adalah konsentrasi  maksimum gas  mudah terbakar di udara yang masih dapat terbakar apabila terdapat  sumber api atau percikan api.
Setiap gas mudah terbakar memiliki nilai LEL dan UEL yang berbeda.  Sebagai contoh, gas hidrogen atau H2 nilai LEL nya adalah 4% dan UEL nya  75%. Sedangkan gas etilene (C2H4) LEL nya adalah 2.7% dan UEL nya  adalah 36%. Nilai LEL dan UEL untuk beberapa gas mudah terbakar dapat  anda temukan di sini.
Mengapa LEL amat penting?
Sebenarnya nilai LEL dan UEL untuk setiap gas bisa kita temukan dalam  MSDS  masing-masing gas. Lalu buat apa sih kita tahu LEL gas mudah  terbakar?
OK, sekarang mari kita ambil contoh. Pada saat kita akan melakukan  pengelasan atau perbaikan pada sebuah reaktor misalnya yang melibatkan  api, maka sebelum pekerjaan pengelasan atau welding bisa  dilakukan maka kita harus mengukur konsentrasi gas mudah terbakar di  dalam reaktor dan udara disekitarnya terlebih dahulu.
Batas maksimalnya adalah nilai LEL tadi. Biasanya, nilai yang cukup  aman kita ambil maksimal 10% dari LEL. Maka untuk gas hidrogen atau H2,  LEL yang terukur maskimal adalah 0.4%. Baru setelah itu pekerjaan  pengelasan bisa dilakukan.
Di dalam prakteknya, nilai LEL yang terukur tersebut dimasukkan ke  dalam hot  work safety permit form. Hot work safety permit adalah  surat izin kerja untuk pekerjaan yang melibatkan sumber api atau panas  dan sangat umum ditemukan dalam operasional pabrik kimia maupun petrokimia.
Wednesday, December 7, 2011
Drain Valve Pada Tanki
Hampir dapat dipastikan bahwa semua tanki, baik tanki penyimpanan (storage  tank) maupun intermediate tank selalu dilengkapi dengan drain  valve. Memang valve yang satu ini  hanya sesekali saja dioperasikan (dibuka).
Pada saat pabrik dalam kondisi normal operation, valve ini default nya dalam keadaan tertutup.
Ada banyak fungsi dari drain valve pada tanki. Salah satunya adalah untuk mengeluarkan cairan yang digunakan untuk mencuci bagian dalam tanki.
Umumnya, pencucian tanki dilakukan setiap periode overhaul (Turn Around) saja. Atau pada saat terjadi trouble di pabrik.
Pada saat pabrik dalam kondisi normal operation, valve ini default nya dalam keadaan tertutup.
Ada banyak fungsi dari drain valve pada tanki. Salah satunya adalah untuk mengeluarkan cairan yang digunakan untuk mencuci bagian dalam tanki.
Umumnya, pencucian tanki dilakukan setiap periode overhaul (Turn Around) saja. Atau pada saat terjadi trouble di pabrik.
Kabel Grounding Pada Tanki Penyimpan Cairan Mudah Terbakar
Untuk mencegah terjadinya percikan api dari static electricity  (listrik statis) pada saat flammable material dialirkan dari sebuah tanki  penyimpan, maka tanki biasanya dilengkapi dengan kabel  grounding, seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Tanki tersebut dipasang di atas concrete (tidak menghantarkan listrik), sehingga kabel grounding mutlak diperlukan sebagai sarana safety.
Tanki tersebut dipasang di atas concrete (tidak menghantarkan listrik), sehingga kabel grounding mutlak diperlukan sebagai sarana safety.
Pressure Gauge
Pressure gauge atau disingkat PG adalah alat instrumentasi  yang berfungsi sebagai indikator atau penunjuk besarnya tekanan dari fluida yang ada dalam perpipaan atau  alat proses.
Untuk mempermudah bagian operasi atau operator memonitor besarnya tekanan operasi, maka biasanya pada pressure gauge diberi batas bawah (minimum) dan batas atas (maksimum). Kedua batas tadi menunjukkan kondisi normal tekanan.
Dan apabila seorang operator pada saat melakukan pencatatan data pada log sheet menemukan data di luar batas di atas, maka dengan mudah ia bisa mengenali adanya kondisi tidak normal.
Untuk mempermudah bagian operasi atau operator memonitor besarnya tekanan operasi, maka biasanya pada pressure gauge diberi batas bawah (minimum) dan batas atas (maksimum). Kedua batas tadi menunjukkan kondisi normal tekanan.
Dan apabila seorang operator pada saat melakukan pencatatan data pada log sheet menemukan data di luar batas di atas, maka dengan mudah ia bisa mengenali adanya kondisi tidak normal.
20 Topik Untuk Rapat Safety (K3)
Rapat safety atau rapat K3 adalah  saat yang tepat untuk mendiskusikan masalah-masalah keselamatan dan  kesehatan kerja atau K3 di lingkungan perusahaan. Dalam perusahaan yang  telah mempunyai organisasi P2K3 atau Panitia  Pembina K3, maka pasti rapat K3 rutin dilakukan. 
Namun, rapat K3 juga dapat dilakukan sewaktu-waktu atau insidentil sifatnya, dan biasanya diadakan sebagai respons atau tindak lanjut atas kejadian tertentu dalam pabrik. Misalnya, setelah terjadi kecelakaan kerja.
Agar terfokus, memang idealnya rapat K3 hanya membahas satu topik khusus. Namun kadangkala sulit menentukan topik apa yang akan dibahas dalam rapat.
Nah, berikut ini adalah 20 ide topik untuk rapat K3. Tentu kita masih bisa menambah panjang daftar topik rapat K3 ini, disesuaikan dengan kondisi dan situasi masing-masing perusahaan.
1. Kebijakan K3 atau Occupational Health and Safety (OHS) policy
2. Peraturan K3 yang berlaku
3. Status pemenuhan perusahaan terhadap peraturan K3 dari pemerintah.
4. Peraturan bidang K3 terbaru
5. Penyelidikan atas insiden atau kecelakaan
6. Temuan audit safety
7. Hasil temuan surveillance OHSAS 18001
8. Temuan terkait safety patrol atau patrol K3
9. Kelengkapan dan spesifikasi alat pelindung diri
10. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko dari alat/fasilitas baru di pabrik
11. Pengaturan lalulintas di dalam area pabrik
12. Pengecekan ulang bejana bertekanan (pressure vessel)
13. Prosedur tanggap darurat dan latihannya (emergency response procedure)
14. K3 konstruksi dalam area pabrik
15. Bekerja dalam confined space
16. Update identifikasi bahaya
17. Revisi MSDS di perusahaan
18. Laporan data near miss
19. Aturan penggunaan alat pelindung diri di dalam pabrik
20. Review atas kecelakaan kerja di pabrik lain
Namun, rapat K3 juga dapat dilakukan sewaktu-waktu atau insidentil sifatnya, dan biasanya diadakan sebagai respons atau tindak lanjut atas kejadian tertentu dalam pabrik. Misalnya, setelah terjadi kecelakaan kerja.
Agar terfokus, memang idealnya rapat K3 hanya membahas satu topik khusus. Namun kadangkala sulit menentukan topik apa yang akan dibahas dalam rapat.
Nah, berikut ini adalah 20 ide topik untuk rapat K3. Tentu kita masih bisa menambah panjang daftar topik rapat K3 ini, disesuaikan dengan kondisi dan situasi masing-masing perusahaan.
1. Kebijakan K3 atau Occupational Health and Safety (OHS) policy
2. Peraturan K3 yang berlaku
3. Status pemenuhan perusahaan terhadap peraturan K3 dari pemerintah.
4. Peraturan bidang K3 terbaru
5. Penyelidikan atas insiden atau kecelakaan
6. Temuan audit safety
7. Hasil temuan surveillance OHSAS 18001
8. Temuan terkait safety patrol atau patrol K3
9. Kelengkapan dan spesifikasi alat pelindung diri
10. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko dari alat/fasilitas baru di pabrik
11. Pengaturan lalulintas di dalam area pabrik
12. Pengecekan ulang bejana bertekanan (pressure vessel)
13. Prosedur tanggap darurat dan latihannya (emergency response procedure)
14. K3 konstruksi dalam area pabrik
15. Bekerja dalam confined space
16. Update identifikasi bahaya
17. Revisi MSDS di perusahaan
18. Laporan data near miss
19. Aturan penggunaan alat pelindung diri di dalam pabrik
20. Review atas kecelakaan kerja di pabrik lain
Subscribe to:
Comments (Atom)

